Novel 3600 detik
3600 detik
Sandra memasuki sekolah barunya. Mentari pagi menyinari rambutnya yang di cat
merah. Sandra berjalan melewati sebuah lorong hingga telinganya mendengar
sebuah dentingan piano yang sangat indah. Sandra mendekat dan memasuki ruangan
yang tenyata ruang musik. Di dalam, Sandra melihat seorang cowok sedang bermain
piano. Seolah merasa ada yang memperhatikan, pemain piano itu menoleh ke
belakang. Tatapan bertemu dengan Sandra. Dia tersenyum. Sandra pun membalas
senyumannya.
Sandra menyapa pemain itu yang ternyata benama Leon. Penampilan Leon sangat
rapih, baju dimasukkan, dan rambut dipotong di atas kerah. Sangat kontras
dengan Sandra yang berantakan. Sandra adalah putri dari pasangan yang tidak
harmonis, ayahnya menceraikan ibunya dan pindah ke luar negeri. Sedangkan
ibunya sangat sibuk dengan pekerjaannya sebagai direktur di sebuah perusahann.
Hal itu membuat Sandra menjadi anak yang nakal. Ia pergi ke diskotik setiap
malam, membolos sekolah, dan menghamburkan-menghamburkan uang.
Sekolah ini adalah sekolah Sandra yang kesepuluh, dari sekolah-sekolah yang
sebelumnya, tidak ada yang bisa menampung Sandra lebih dari sepuluh hari. Ada
saja keonaran yang dibuat Sandra. Guru-guru pun kewalahan mengahadapi Sandra.
Karena hotelnya membuka cabang baru, Ibu Sandra pun memutuskan untuk pindah
keluar kota dan menyekolahkan Sandra di kota tersebut.
Sepulang sekolah, Sandra pergi ke mall untuk jalan-jalan. Ia memasuki sebuah
toko kaset , saat sedang melihat-melihat, Sandra tertarik pada sebuah ide untuk
membawa CD tersebut keluar tanpa dibayar terlebih dahulu. Sandra pun dengan
tenangnya membawa CD tersebut keluar. Saat di pintu keluar, Sandra dicegat oleh
seorang satpam, tapi ketika rencana mulai berjalan lancar, ada seorang menepuk
pundak Sandra, Sandra menegok dan ternyata itu Leon. Leon memberitahu satpam
itu bahwa Sandra adalah temannya dan Leon meminta Sandra untuk membayar CD
tersebut, tetapi mungkin Sandra kelupaan. Satpan itupun langsung percaya pada
Leon, tentu saja hal itu membuat Sandra marah besar.
Suatu hari Sandra datang terlambat. Dia meloncati pagar sekolah. Saat sedang
berjalan-jalan keliling sekolah, Sandra melihat Leon duduk di taman sekolah
sedang memperhatikan teman-temannya yang sedang olahraga di lapangan. Awalnya
Sandra mengira bahwa Leon membolos. Tetapi ketika dia bertanya, ternyata leon
bukannya tidak mau mengikuti pelajaran olahraga, tetapi ia memang tidak bisa
mengikutinya. Leon memiliki penyakit jantung.
*****
Keesokan harinya, Sandra menemukan Leon di ruang musik. Sandra menyapa Leon, ia
tidak tahu mengapa dia berani disini, tetapi suara musik Leon anehnya telah
membuat hatinya tenang dan nyaman. Bukan reaksi yang ia harapkan sebelumnya.
Leon menatap Sandra, dia bertanya kenapa ketika Sandra mencuri kemarin, Sandra
memilih CD The Sound of Music. Ternyata salah satu lagu di CD itu adalah lagu
kesukaannya, yaitu Do-Re-Mi. Sandra menyukai lagu itu karena dulu Ayah Sandra
sering memainkan lagu tersebut untuknya.
Leon pun segera memainkan lagu itu dengan pianonya. Lama-kelamaan kenangan lama
muncul di benak Sandra. Sandra pun duduk disamping Leon. Kenangan bahagia dan
juga kenangan pahit ketika Ayahnya meninggalkannya. Semua itu membuat Sandra
ingin menangis. Perasaan itu muncul kembali. Sakit hati, marah, kecewa, dan
sedih. Merasa tidak tahan lagi, Sandra menghentikan permainan Leon dengan
menekan tuts piano di depannya dengan keras lalu pergi keluar meninggalkan
Leon.
Leon terdiam tidak bergerak. Sesaat tadi Sandra sempat merasa tenang disamping
Leon, tetapi tiba-tiba sesuatu telah membuatnya gusar. Pertama kali Sandra
muncul di ruang musik ini, Leon merasakan energi kehidupan terpancar dari gadis
itu. Leon teringat pada saat pertama kali ia bertemu dengan Sandra dan
kejadian-kejadian yang telah dia alami bersama Sandra. Sandra satu-satunya
orang yang tidak memperlakukannya seperti seseorang yang lemah.
*****
Keesokan harinya Leon mencari-cari Sandra di sekolah, tetapi kata teman sekelas
Sandra, Sandra bolos hari ini. Siang itu Leon hanya bisa mengikuti pelajaran
setengah hari karena harus melakukan pemeriksaan di rumah sakit.
Di tengah perjalanan, Leon melihat Sandra memasuki tempat biliar. Leon pun
meminta sopirnya untuk menghentikannya mobilnya. Leon berjalan menuju tempat
biliar dan masuk ke dalamnya. Dilihatnya Sandra sedang memainkan bola biliar di
meja paling ujung. Ketika mengetahui kedatangan Leon, Sandra langsung terkejut.
Dibentaknya oleh Sandra. Tetapi Leon tetap sabar dan terus mengintrogasi
Sandra. Sandra pun tidak mau kalah, ia terus mengejek dan membentak Leon. Karena
teringat bahwa Leon harus ke rumah sakit, akhirnya Leon pun menyudahi perang
mulutnya dengan Sandra dan beranjak pergi.
Keesokannya harinya, saat bel masuk berbunyi, Sandra dipanggil Pak Donny untuk
datang keruangannya pada saat istirahat. Ternyata Pak Donny mengetahui bahwa
kemarin Sandra membolos seharian untuk pergi bemain biliar.
Sandra mengira bahwa Leon lah yang mengadukannya pada Pak Donny. Sandra pun
melabrak Leon sebelum pergi ke ruangan Pak Donny. Tetapi Leon berkata bahwa ia
melihat dengan mata kepalanya sendiri alau Sandra kemarin bermain biliar. Tentu
saja Sandra merasa bersalah. Saat pulang sekolah, Sandra menghampiri Leon untuk
mengakui kesalahannya. Sejak saat itupun mereka menjadi sahabat baik.
*****
Seminggu kemudian Leon melihat Sandra sedang menulis sesuatu di taman sekolah
pagi-pagi sekali. Leon menyentuh pundak Sandra dengan telunjuknya dan bertanya
apa yang sedang ia lakukan. Ternyata Sandra sedang menulis contekan untuk
ulangan fisika nanti. Leon melarang Sandra untuk menyontek. Tetapi Sandra tetap
bersikeras untuk menyontek. Akhirnya Leon menantang Sandra untuk taruhan.
Sandrapun tertarik dengan tantangan Leon. Akhirnya Leon memetik setangkai bunga
melati yang berada disamping Sandra. Leon akan memetik kelopak bunga tersebut
satu-persatu, jika hasilnya genap Sandra boleh menyontek tetapi jika hasilnya
ganjil Sandra tidak boleh menyontek lagi, tidak sekarang tidak juga nanti.
Sandra setuju. Akhirnya Leon mulai mencabuti kelopak bunga tersebut sampai
kelopak yang terakhir jatuh ke tanah. Ternyata Leon yang menang. Leon langsung
mengulurkan tangannya untuk meminta kertas contekan yang sudah Sandra buat
sejak pagi-pagi sekali. Sandra menyerahkan kertas contekkannya sambil mengumpat
kesal.
Saat istirahat Leon menghampiri Sandra yang sedang makan. Leon meminta Sandra
untuk mengikuti acara malam kesenian yang akan diadakan sebulan lagi. Tentu
saja Sandra menolak. Leonpun mengusulkan untuk menggunakan bunga melati lagi,
Sandra setuju tapi kali ini Sandra yang mencabut kelopak bunganya. Memang
keberuntungan sedang ada pada pihak Leon karena Leon lagi yang menang.
Akhirnya Sandra memilih untuk ikut kelas drama, kelas ini akan menampilkan
drama Roro Jonggrang. Tapi sayangnya semua peran sudah teisi. Tetapi Sandra
tahu peran apa yang masih bisa diperankan olehnya.
*****
Malam kesenianpun tiba. Leon kebagian untuk bermain piano tepat sebelum drama,
jadi Leon masih bisa menonton drama yang dimainkan Sandra. Semua berjalan
lancar pada permainan piano Leon sampai akhirnya dada Leon terasa sesak. Hal itu
membuat semua orang panik, Leon segera dilarikan ke rumah sakit tempat Leon
biasa melakukan pemeriksaan. Ketika Sandra ingin berlari untuk ikut mengantar
Leon, ada sesuatu pada tatapan Leon yang membuat Sandra tidak jadi mengejar.
Leon ingin Sandra menyelesaikan perannya. Akhirnya Sandra menurut. Ketika
perannya selesai, Sandra segera bergegas menuju rumah sakit tempat Leon
dirawat.
Saat Sandra sampai disana, Leon sedang terbaring lemah di tempat tidur sambil
menonton TV. Ketika menyadari kedatangan Sandra, Leon langsung bersemangat dan
meminta Sandra untuk memainkan perannya daLam drama tadi.
Awalnya Sandra sempat ragu, tetapi akhirnya ia menyerah. Sandra menarik napas
dalam-dalam. Menaruh kedua tangannya di dada, kemudian diam selama satu menit.
Leonpun bingung dengan apa yang dilakukan Sandra. Ternyata peran yang dimainkan
Sandra adalah patung Roro Jonggrang di akhir drama. Leon tergelak begitu
mengetahuinya.
*****
Pagi itu seperti biasa Sandra terlambat, di sekolah dia langsung berlari
mencari Leon, ke khawatirannya pada Leon membuat Sandra tidak tenang. Lalu
Sandra mendapati Leon sedang berdiri di depan kelasnya.
Leon kemudian memberikan kotak kecil berbungkus kertas kado sebagai hadiah
ulang tahun Sandra, Sandra sangat terkejut, karena dia sendiri lupa akan hari
ulang tahunnya. Sandra terlihat senang karena masih ada orang yang
memperhatikannya.
Sandra berniat untuk mentraktir Leon saat pulang sekolah, tapi, ketika hendak
pergi, tiba-tiba Pak Donny menghampiri Sandra memberitahu jika lbu Sandra masuk
rumah sakit, Sandra terlihat khawatir walaupun dia tidak dekat dengan lbunya.
Sesampainya di rumah sakit, Sandra menemani lbunya meski dalam keadaan kesal
karena ulang tahunya rusak berkat lbunya. Tapi Leon tetap sabar mencairkan
suasana agar tidak kaku. Untuk lebih mendekatkan hubungan antara Sandra dan
Ibunya, Leon pamit dan meninggalkan Sandra dengan lbunya. Dalam percakapan
mereka berdua walaupun awalnya sempat tegang tapi akhirnya Sandra sadar bahwa
lbunya sangat menyayanginya. Hubungan antara lbu dan anak itupun membaik.
Dua hari kemudian, Leon datang menghampiri Sandra untuk memberi Sandra undangan
pesta ulang tahunnya yang ke tujuh belas. Ternyata ulang tahun mereka hanya
berbeda dua hari.
Karena tidak tahu harus memakai baju apa ke pesta utang tahun Leon, Sandrapun
datang ke kantor lbunya untuk membantu Sandra membeli baju. Tentu saja Ibunya
sangat senang mendengar permintaan anaknya itu.
Dari butik satu ke butik lainnya dimasuki satu persatu oleh mereka, tetapi
tidak ada satupun baju yang cocok. Sampai akhirnya mata Sandra tertuju pada
sebuah gaun merah selutut tanpa lengan. lbu Sandra menyadari apa yang dilihat
oleh anaknya. Merekapun masuk ke butik tersebut dan mencoba gaun merah yang
ternyata sangat cocok dengan Sandra.
Malamnya Sandra pergi ke rumah Leon dengan taksi. Ketika sampai, Sandra
disambut dengan senyuman lebar sahabatnya itu. Leon pun tidak menyia-nyiakan
kesempatan untuk mengenalkan Sandra pada Ayah dan Ibunya. Awalnya orang tua
Leon sempat kaget melihat penampilan Sandra. Akhirnya mereka menyadari bahwa
Sandra adalah perempuan yang ‘berbeda’.
Di dalam Sandra mengobrol panjang lebar dengan Leon, sampai ketika lagu favorit
Leon diputar. Leon mengulurkan tangannya dan mengajak Sandra untuk berdansa.
Sandra menyambut uluran tangan Leon. Mereka berjalan ke tengah ruangan. Leon
memeluk pinggang Sandra dan mereka mulai berdansa. Ketika baru beberapa
langkah, Sandra mengernyit kesakitan. Dia baru ingat kalau sepatu hak tingginya
membuat kakinya sakit. Leon menyuruh Sandra untuk membuka sepatunya, awainya
Sandra tidak mau, tetapi karena Leon juga membuka sepatunya, Sandrapun juga
membuka sepatu hak tingginya.
Setetahnya, Leon mengantar Sandra melihat-lihat rumahnya dan menawarkan
minuman. Ketika malam sudah semakin larut, Leon mengantar Sandra pulang.
*****
Ujian semester tiba, Sandra melaluinya seperti biasa, soal-soal banyak yang
tidak bisa ia kerjakan, padahal dia sudah belajar matimatian sampai begadang
semalaman. Leonpun sampai menjadi guru privat sementara Sandra.
Selesai ujian, Sandra keluar kelas dengan gontai lalu ia menghampiri kelas
Leon. Tetapi, teman sekelas Leon memberitahu Sandra bahwa Leon masuk ruang ICU
karena jantungnya sempat berhenti tadi pagi, untung ayah Leon seorang dokter,
jadi nyawa Leon masih bisa diselamatkan. Sandra langsung bergegas untuk
menjenguk Leon. Dan lima hari kemudian, Leon sudah diperbolehkan pulang, para
dokter pun heran karena Leon sembuh begitu cepat.
Hari ini adalah hari pembagian rapot. Walupun nilai Sandra jauh dari sempurna
dibandingkan dengan nilai Leon yang mendekati sempurna, Sandra cukup bangga
dengan nilai yang didapatnya.
Saat sedang mengobrol di taman, Leon memberitahukan pada Sandra bahwa dokter
menyimpulkan, Leon harus menjalani opersai jantung. Tentu Sandra sangat kaget,
karena operasi jantung memiliki resiko kehilangan nyawa. Awalnya Sandra tidak
setuju, tetapi karena Sandra juga ingin terus bersama Leon, Sandra
menyetujuinya.
*****
Hari ini Sandra berada di rumah Leon untuk bersama-sama ke rumah sakit. Leon
akan dioperasi minggu depan. Sandra menunggu Leon di ruang tamu. Ketika Leon
sudah siap, mereka segera berangkat ke rumah sakit. Setengah jam kemudian Leon
menatap Sandra kebingungan. Mereka berhenti di sebuah taman rekreasi. Ternyata
Sandra dan Pak Budi sudah merencanakan hal ini dari awal.
Sandra mangulurkan tangannya. Dia akan memberi kesempatan pada Leon untuk
merasakan kehidupan normal selama 3600 detik di taman rekreasi ini. Leon
menyambut uluran tangan gadis itu.
Ketika memasuki arena taman rekreasi, Leon melihat sekelilingnya dengan senang.
Dia tidak pernah ke taman rekreasi sebelumnya. Karena setiap kali mau pergi,
penyakitnya selalu kambuh. Dan akhirnya dia malah beristirahat di rumah.
Tetapi ketika dilihatnya atraksi bermain di taman rekreasi itu, Leon langsung
mendesah, dia tidak mungkin main atraksi-atraksi yang ada di sana. Melihat
wajah Leon, Sandra langsung mengajak Leon untuk naik komidi putar, awalnya Leon
menolak karena yang naik kebanyakan anak kecil, tetapi karena Sandra memaksa,
akhirnya Leon naik juga bahkan sampai dua kali. Disana mereka berfoto-foto,
makan gulali, dan menaiki beberapa permainan yang bisa Leon naiki.
Akhirnya merekapun pulang. Di dalam mobil mereka bercanda‑canda sampai akhirnya
dada Leon terasa sesak. Sandra pun panik. Melihat muka Leon yang pucat, Sandra
benar-benar ketakutan. Leon menggenggam tangan Sandra, setelah itu ia tak
sadarkan diri.
Sepuluh menit kemudian mereka sampai di rumah sakit dan Leon langsung dibawa ke
ruang operasi. Orangtua Leon sudah menunggu di sana. Sandra termenung tidak
bergerak di ruang tunggu.
Setelah satu jam, dokter keluar dari ruang tersebut.
Melihat ekspresinya, Sandra tahu bahwa Leon telah pergi. Mama Leon menjerit
sambil menangis, sementara Papa Leon memeluk istrinya dan tak lama ikut
menangis. Sandra tidak percaya bahwa Leon telah tiada. Satu jam yang lalu
mereka berdua masih tertawa gembira di taman rekreasi. Kini Sandra tidak bisa
mendengar tawa pemuda itu lagi. Selamanya.